Pages

Subscribe:
Masih Proses, Mohon Sabar :D
Sponsored By :guratan-Q.

Rabu, 30 November 2011

Kisah Religi: Ampunan Tuhan Tidak Ada Batasnya #2 - sebagai renungan

Kisah religi ini merupakan kelanjutan dari kisah sebelumnya yaitu bagian #1. Dengan harapan mudah-mudahan bisa menjadi bahan renungan sekaligus motivasi, sehingga kita dapat mengambil hikmah daripadanya. Silahkan dibaca dengan seksama.

Saya tergoda oleh nafsu berahi yang sesat oleh ajak syaitan. Saya kembali ke kuburan itu, dan mayat gadis tersebut saya setubuhi. Dalam keadaan begitu terdengar seolah-olah gadis itu menjerit mengoyak jantung saya. "Apakah engkau tidak malu dan tidak takut kepada pengadilan Allah pada hari ketika hak orang yang teraniaya dituntutkan atas penganiayaanya? Betapa kejam hatimu membiarkan saya telanjang bulat di tengah-tengah lingkungan orang mati. Dan kaubikin saya menanggung junub di hadapan Allah, padahal saya sudah dimandikan dan disembahyangi." Itulah dosa yang besar itu, ya Rasulullah. Maka sejak hari itu saya menangis terus-menerus sampai sekarang."

Mendengar cerita si pemuda yang amat keji itu, dengan serta merta Nabi bangkit. Ia sangat marah. Sambil memalingkan muka dengan jijik ia menghardik, "Hai pemuda fasik ! Keluar kamu dari hadapanku. Tidak ada balasan yang setimpal bagimu kecuali neraka."

Mendengar pengusiran Nabi tersebut, pemuda itu keluar terhuyung-huyung seraya meratap. Ia berkeliaran di tengah-tengah padang pasir, tujuh hari tujuh malam tidak makan tidak minum. Mukanya ditelungkupkan terus menerus, bersujud di atas pasir, baik pada hari panas maupun tatkala hawa dingin membekukan padang pasir. Dia menangis kepada Allah sambil mengadu, "Ya Tuhan, saya adalah seorang hamba yang berdosa dan bersalah besar. Saya telah datang ke pintu rumah utusan-Mu, dengan harapan beliau sudi memberi syafaat kepada saya di hadapan-Mu kelak. Namun, begitu mendengar betapa kejinya dosa saya, beliau berpaling dengan muak. Diusirnya saya mentah-mentah. Kini saya datang menghadap-Mu, ya Tuhan, saya mengetuk pintu-Mu agar Kau mau mengampuni dosa saya dan menerima tobat saya. Tidak putus harapan saya itu karena Engkaulah maha pengasih dan penyayang. Andaikata Engkau juga tidak sudi menurunkan tirai ampunan-Mu, maka turunkanlah api-Mu membelah langit. Bakarlah saya dengan api-Mu itu di dunia sebelum ia membakar saya di akhirat nanti."

Mendengar ratapan pemuda yang bersungguh-sungguh ini Tuhan mengutus Malaikat Jibril kepada Rasulullah saw. Roh kudus itu menyampaikan salam Allah kepada Nabi yang dijawab oleh Nabi dengan ucapan: "Huwas salaam, waminhus salaam wailaihi yarji'us salaam. Dialah salam, daripada-Nya salam, dan kepada-Nya kembalilah salam."

"Tuhan bertanya kepadamu, hai Muhammad, apakah engkau yang menciptakan hamba-hamba Allah?" kata malaikat Jibril kemudian.

Nabi kaget dan menjawab, "Bahkan sebaliknya. Tuhanlah yang menciptakan diriku dan menciptakan mereka."

"Tuhan bertanya lagi, apakah engkau yang berkuasa dan memberi rezeki kepada mereka?"

Nabi makin kaget. "Sama sekali tidak. Tuhanlah yang memberi rezeki kepada mereka dan kepadaku."

Malaikat Jibril meneruskan, "Kata Tuhan, apakah engkau yang menerima tobat dan menghapuskan segala kesalahan?"

Nabi menyahut, "Tidak. Allah yang punya kuasa itu."

Malaikat Jibril lantas menyambung, "Allah berfirman kepadamu: Telah kukirimkan salah seorang hamba-Ku kepadamu, dipaparkannya dosa-dosanya dengan menyesal, kenapa malah engkau berpaling begitu menyakitkan? Bagaimana nanti seadainya datang hamba-hamba-Ku yang lain sambil memikul tumpukan dosa mereka yang menggunung? Engkau Kuutus adalah agar menjadi rahmat bagi seluruh alam. Jangan kautelantarkan harapan hamba-Ku yang tergelincir kakinya karena dosa."

Mendengar teguran langsung dari Allah tersebut Nabi menjadi sadar akan kekeliruannya, dan sangat gembira melihat betapa betul-betul umatnya dikasihi Allah dengan ridla dan ampunan-Nya. Disuruhnya para sahabat mencari pemuda itu.

Setelah beberapa lama mencari-cari didapatkan oleh mereka pemuda itu tengah bersujud dalam keadaan yang sangat menyedihkan. Mereka memberi kabar bahwa dosanya telah diampuni. Lalu beramai-ramai pemuda itu dihadapkan kepada Nabi.

Waktu itu Nabi tengah melakukan shalat Maghrib. Para sahabat, termasuk pemuda itu, berbaris makmum di belakangnya. Tatkala Nabi sedang membaca surat Attakatsur setelah Alfatihah, tiba pada ayat "hattaa zurtumulmaqaabir" terdengarlah jeritan dari mulut anak muda tadi.

Sesudah selesai sembahyang berjamaah itu, Nabi dan para sahabat mengerumuni pemuda itu. Ternyata dia telah menghembuskan nafas yang penghabisan, menghadap kehadirat Tuhan Yang Maha Penyayang.

Maka menurut riwayat tersebut, diterimalah tobat anak muda itu, dan diampuni semua dosanya.

(Dikutip dari : 30 Kisah teladan - KH. Abdurrahman Arroisi - PT. Remaja Rosdakarya Bandung)
»»  Klik selengkapnya...

Selasa, 29 November 2011

Tobatnya Seorang Pelacur - kisah religi - part2

Dalam renugan itu,
...."Andaikata aku dapat kawin dengan dia, pastilah aku bisa dipimpinnya untuk beribadah yang lebih baik."


Kisah yang lalu ...
Adapun keadaan pelacur itu, sepeninggal santri tersebut, jauh berbeda dari sebelumnya...

Biasanya ia tidak pernah berpikir tentang dosa dan maksiat. Ia hanya tahu bersenang-senang saja. Tetapi berkat pergaulannya yang sangat singkat dengan pemuda ahli ibadah tadi, tumbuh rasa takut yang membesar dari waktu ke waktu. Dalam batinnya ia berkata sendiri:
"Laki-laki itu baru sekali mau berbuat dosa, dia sudah ketakutan seperti itu. Padahal aku sudah berlaku hina sejak bertahun-tahun lamanya. Berapa dosa yang telah kulakukan? Mustinya aku harus lebih takut daripada dia, karena Tuhan yang ditakuti adalah Tuhanku juga."
Dengan pikiran-pikiran semacam itu, akhirnya perempuan tersebut berhenti dari pekerjaannya. Ia bertobat sama sekali. Pintu rumahnya selalu terkunci, dan pakaian-pakaian yang merangsang dibuangnya. Dengan tekun dia beribadah siang dan malam, mendekatkan diri kepada Allah yang telah ditinggalkannya selama ini.
Dalam pada itu ingatannya tidak pernah lepas dari pemuda alim yang menaklukkannya. Ia berpikir, "Andaikata aku dapat kawin dengan dia, pastilah aku bisa dipimpinnya untuk beribadah yang lebih baik."
Karena tekadnya sangat kuat untuk menemukan pemuda itu, maka ia pun bersiap-siap mengadakan perjalanan jauh. Dikumpulkannya harta benda serta kekayaannya. Bujang-bujangnya diperintahkan untuk mengawalnya. Maka hari itu pula kafilah tersebut berangkat, mencari kampung tempat si alim muda.
Sesudah menempuh jarak berhari-hari, sampailah mereka di kampung yang dituju. Seseorang memberi kabar kepada si alim, bahwa ada seorang tamu mencainya. Alim itu keluar menyongsong tamu yang dimaksud.
Begitu bertemu dengan si alim tersebut, dari sangat gembiranya, perempuan itu buru-buru membuka cadar yang menutupi wajahnya. Alim itu terpekik kaget. Tergambar kembali ingatan lamanya, pada saat ia hampir terjerumus melakukan dosa besar. Dia takut kepada Allah, dan dia malu, malu sekali. Saking terperanjat dan tidak disangka-sangka dari semula, putuslah urat jantungnya, sehingga ia terjatuh dan meninggal saat itu juga.
Perempuan itu menjerit sedih. Dengan cepat ia menubruk si alim. Namun nyawanya telah lepas sama sekali. Ia pun menangis menyesali dirinya. Mengapa musibah ini terjadi, padahal kedatangannya dengan maksud baik?
Dengan biaya ditanggung seluruhnya oleh perempuan itu, mayat si alim dikuburkan baik-baik. Setelah selesai masa berkabung, perempuan tersebut lantas berkata:
"Saudara-saudara sekalian, kedatangan saya kemari sebetulnya ingin menjadi istri almarhum. Tapi ternyata takdir lebih berkuasa. Karena itu, apakah kiranya dia punya saudara laki-laki yang mau memperistrikan saya?"
Orang-orang menjawab, "Ada, dia punya abang, belum beristri. Dia orang yang saleh, cuma kelewat miskin."
Perempuan itu menjawab, "Itu tidak jadi soal. Hartaku cukup untuk menjamin makan kami berdua sampai mati."
Maka kawinlah bekas pelacur itu dengan abang si alim. Mereka hidup bahagia sampai tua, dan dari perkawinan mereka lahir tujuh orang anak laki-laki. Ketujuh orang anaknya itu jadi nabi dalam kaum Bani Israil.

Hal ini sejalan dengan janji Allah bahwa semua dosa, betatapun besar dan kejinya, pasti akan diampuni oleh Allah, kecuali dosa menyekutukan Allah dengan sesuatu yang lain, baik di dalam peribadatan maupun pada waktu memohon doa. Sebab menyekutukan Allah sama artinya dengan menfitnah Allah dan menuduh seolah-olah Allah tidak punya daya dan kuasa apabila tidak dibantu oleh sekutu-sekutu-Nya.
Sedangkan dosa yang dilakukan oleh pelacur yang bertobat itu adalah dosa Adami, dosa yang dikerjakan dengan menyesali perbuatannya dan mengakui kekejiannya, serta dilakukan karena dorongan hawa nafsu, bukan dengan niat menentang hukum dan peraturan-peraturan Allah.

- The End -
»»  Klik selengkapnya...

Senin, 28 November 2011

Ampunan Tuhan Tidak Ada Batasnya (religi) #1

Kisah religi untuk renungan dan motivasi
Al-Qur'an adalah sumber kekuatan umat Islam, pokok dari semua kekuatan dan kekuasaan, seperti yang dinyatakan oleh Allah dengan indahnya melalui salah satu firmanNya dalam surat Al-Hasyr ayat 21:

"Dan Andaikata kami turunkan Al-Qur'an ini di atas gunung, sungguh kau akan lihat gunung itu ketakutan dan gemetar, dari kecutnya kepada Allah."
Dalam sebuah haditsnya Nabi Muhammad SAW menyampaikan pernyataan tentang betapa pentingnya memegangi Al-Qur'an sebagai pedoman hidup:
"Sesungguhnya Al-Qur'an ini sebagian ujungnya di tangan Allah, dan ujung yang lain di tanganmu semua. Maka berpeganganlah kalian kepadanya."
Dengan kekuatan Al-Qur'an, sebesar apapun dosa manusia akan sirna, bagaikan lenyapnya embun ditimpa matahari cerah. Sehingga kemuliaan Nabi, bahkan kebijaksanaan dan kerahimannya, tunduk pasrah di bawah keagungan Allah SWT. yang di dalam Al-Qur'an  dengan gaung kasih sayangnNya yang berkumandang abadi menegaskan melalui surat Al-Baqarah ayat 222:
"Sungguh Allah mencintai para durjana yang tobat, dan Allah mencintai orang-orang yang bersih."
Ada sebuah riwayat yang dijumpai pada jaman Rasulullah SAW. yang menceritakan tentang agungnya ampunan Allah terhadap dosa seorang anak muda yang demikian kejinya sehingga Nabi Muhammad SAW. sangat murka mendengarnya.

Pada suatu ketika Umar bin Al-Khaththab datang kepada Nabi SAW. sambil menangis tersedu-sedu. Nabi heran dan bertanya, "Apa yang menyebabkan engkau menangis, sahabatku?"
Umar menjawab, "Di pintu rumah saya ada seorang anak muda yang sedang menangis keras. Begitu sedih tangisannya sehingga hati saya terbakar karenanya."
"Coba hadapkan ia kepadaku."

Maka Umar pulang dan membawa anak muda itu menghadap Nabi SAW. Anak muda itu masih tetap menangis dengan sangat sedihnya.
Nabi bertanya, "Anak muda, masa depanmu masih panjang. Apa sebabnya engkau menangis seperti itu?"
Sambil tertunduk pemuda itu berkata, "Tangis saya adalah tangisan dosa. Begitu besar dosa saya kepada Tuhan, dan saya takut akan murkaNya serta murka utusanNya."
Nabi terdiam, "Apakah engkau menyekutukan Tuhan dengan sesuatu yang lain?" tanyanya kemudian.
"Tidak."
"Apakah engkau membunuh seseorang tanpa hak?"
Pemuda itu menggeleng.
"Kalau demikian Allah akan mengampuni dosamu meskipun besarnya memenuhi tujuh lapis langit dan tujuh lapis bumi." jawab Nabi memberikan harapan.
Pemuda itu tercenung dan berkata, "Dosa saya lebih besar dari tujuh lapis langit dan gunung-gungung yang tinggi."
"Dosamukah yang lebih besar atau qursi Allah yang suci yang lebih besar?" tanya Nabi.
"Dosa saya lebih besar," jawab pemuda itu pasti.
Apakah dosamu juga lebih besar dari 'arsy Allah?"
"Saya yakin dosa saya jauh lebih besar," sahutnya dengan tersedu-sedu.
"Apakah dosamu lebih besar juga dari Allah dan kasih sayangNya?"
Pemuda itu berpikir sebentar, lantar berkata, "Tentu saja Allah yang lebih besar beserta kasih sayangNya."
"Kalau begitu ceritakanlah dosamu itu," desak Nabi.
"Saya malu kepadamu, wahai Rasulullah," jawab si pemuda makin terisak.
"Kenapa mesti malu kepadaku?" Jangan punya perasaan demikian. Ceritakan saja."

Maka pelan-pelan pemuda itu mengangkat muka dan berkata, "Wahai, kekasih Allah. Sejak umur tujuh tahun pekerjaan saya adalah membongkar kuburan orang-orang yang baru meninggal dan mencuri kain kafannya. Pada suatu hari ada seorang gadis anak salah seorang sahabat Ansor meninggal. Begitu selesai dikuburkan dan di pemakaman sudah sepi, saya bongkar kuburannya, lalu saya lepas kain kafannya. Anak itu adalah seorang gadis yang sangat cantik dan tampaknya betul-betul masih perawan. Saya .....
*bersambung....*

(dikutip dari: 30 Kisah Teladan 1 - KH. Abdurrahman Arroisi)
»»  Klik selengkapnya...

Minggu, 27 November 2011

Kenali, bagaimana Anda bisa depresi ?

Kekecewaan yang mendalam dan terus terbenam dalam benak sangat berpotensi menimbulkan depresi. Siapa pun, dari golongan atau ras manapun dan usia berapa pun sangat mungkin mengalami depresi.

Pengalaman buruk, pengalaman yang mengecewakan, kehilangan suatu hal baik yang bersifat abstrak maupun konkrit berpotensi menimbulkan depresi. Kecelakaan, kehilangan barang yang disayang, kehilangan pekerjaan, kehilangan jabatan, mengalami tuduhan negatif seperti dituduh maling atau menghamili anak orang, kehilangan seseorang yang dicintai akibat meninggal, umumnya memunculkan rasa kecewa.



Meski ada suatu takaran ilmiah, namun batasan depresi mungkin tidak dapat dirumuskan secara pasti. Sebagai bagian dari jiwa atau psikis, depresi dapat didefinisikan sebagai penyertaan komponen psikologis dan komponen somatik.

Sebagai bagian dari jiwa atau psikis, depresi dapat didefinisikan sebagai penyertaan komponen psikologis dan komponen somatik.

Komponen psikologis dapat disebutkan antara lain rasa sedih, susah, rasa tak berguna, gagal, kehilangan, tak ada harapan, putus asa, penyesalan, dll. Sedangan komponen somatik, seperti anoreksia, konstipasi, kulit lembab atau rasa dingin, tekanan darah dan nadi menurun.

Dalam psikologi, depresi merupakan salah satu jenis dari sekian banyak jenis gangguan mental. American Psychiatric Association memberi batasan gangguan mental sebagai gejala atau pola dari tingkah laku psikologi yang tampak secara klinis terjadi pada seseorang yang berhubungan dengan keadaan distres atau gejala yang menyakitkan.
Sementara itu, depresi sebagai salah satu bagian dari gangguan jiwa diberi batasan sebagai rasa sakit yang mendalam atas terjadinya sesuatu yang tidak menyenangkan sehingga memunculkan perasaan putus asa, tidak ada harapan, sedih, kecewa, dengan ditandai adanya perlambatan gerak dan fungsi tubuh.

Secara umum depresi terbagi atas tiga jenis yaitu normal grief reaction, endogenous depression dan neurotic depression.

Normal grief reaction disebut sebagai reaksi normal atas kehilangan. Jenis ini dapat disebut juga sebagai exogenous atau depresi aktif. Depresi ini terjadi berasal dari faktor luar. Biasanya sebagai reaksi dari kehilangan sesuatu atau seseorang seperti misalnya pensiun, meninggalnya seseorang yang dikasihi dan dicintai.

Faktor penyebab yang berasal dari dalam namun belum jelas sumbernya dapat disebut sebagai endegenous depression. Gangguan hormonal, gangguan fisik pada organ tubuh seperti gangguan otak atau susunan syaraf. Munculnya gangguan ini seringkali secara pelahan dan bertahap.
Neurotic depression atau depresi neurotik terjadi jika depresi reaktif tidak dapat terselesaikan dengan baik dan tuntas. Depresi ini merupakan respon terhadap stres dan kecemasan yang telah berlangsung lama.

Menemukan penyebab depresi tidaklah mudah. Sejumlah penyebab dapat muncul dan berlangsung pada saat yang sama. Umumnya, kehilangan disebut sebagai penyebab terbanyak terjadinya depresi. Dapat disebutkan empat macam kehilangan yaitu kehilangan abstrak, kehilangan konkrit, kehilangan khayali dan kehilangan sesuatu yang belum tentu hilang.

Kehilangan abstrak dapat disebutkan seperti misalnya kehilangan harga diri, kehilangan kasih sayang, harapan, ambisi, dll. Kehilangan konkrit antara lain kehilangan orang yang disayang, kehilangan barang, kehilangan hewan peliharaan, dll.

Sedangkan kehilangan khayali berupa kehilangan yang bersifat khayal seperti merasa tidak disukai dan diterima dalam suatu lingkungan, merasa dipergunjingkan orang. Sementara itu, kehilangan sesuatu yang belum tentu hilang seperti misalnya menunggu hasil tes kesehatan, menunggu hasil ujian, menunggu pengumuman kelulusan, dsb.


Namun, beberapa gejala dapat dikenali sebagai pencetus dan penyerta depresi. Secara fisik mengalami gangguan seperti gerakan menjadi lamban, tidak dapat tidur nyenyak, nafsu makan berkurang, gairah seksual dapat menurun dan meningkat secara tiba-tiba atau malahan hilang sama sekali, pusing, mulut terasa kering, jantung berdebar cepat, dll.
Gejala lain depresi dapat disebut seperti misalnya kehilangan perspektif hidup. Pandangan hidup, pandangan terhadap pekerjaan, pandangan terhadap keluarga menjadi kabur. Umumnya, pandangan terhadap dunia cenderung melihat sebagai suatu kekalahan, kerugian dan penghinaan. Pada diri cenderung menganggap diri kurang baik, tidak layak dan tidak berharga. Terhadap masa depan dirasakan penuh kesukaran, kerugian dan frustasi.
Perasaan yang sering berubah dan sulit dikendalikan dikenali juga sebagai gejala depresi. Perasaan putus asa, kehilangan harapan, sedih, cemas, rasa bersalah, apatis, marah, sering muncul tidak menentu dan menciptakan suasana hampa dan mati.
Seseorang menderita depresi dapat ditandai dari gejala psikologis yang ada seperti kehilangan harga diri dari orang lain, ingin melarikan diri dari masalah dan muncul perasaan yang sangat peka. Bahkan penderita depresi yang akut muncul pikiran dilusi yang sangat merugikan. Dilusi berupa pertanyaan kecemasan seperti seseorang akan membunuh saya, seseorang akan meracuni saya, dlsb.


Terlepas dari semua itu, janji Tuhan atas hidup setiap kita sangatlah jelas. Tuhan tidak pernah menjanjikan kehidupan yang selalu mulus dan baik-baik saja. Namun Tuhan menjanjikan saat hidup kita bergejolak, IA telah menyediakan jawaban dan jalan keluarnya. Jadi, sebelum depresi menimpa Anda, ingatlah di dalam Tuhan jalan keluar atas segala permasalahan hidup Anda telah tersedia.


(shared from https://chillinaris.wordpress.com/tag/penyebab-depresi/)
»»  Klik selengkapnya...