Pages

Subscribe:

Senin, 21 November 2011

SHOLAT ITU NIKMAT DAN RINGAN

by Ali Oman on Friday, February 12, 2010 at 2:29pm

Bismillahirrohmanirrohim…

Sesungguhnya mengerjakan sembahyang lima waktu itu ringan, lebih lagi kalau sudah lama dibiasakan dan nikmat.
Tentang hikmah dan faedah sembahyang sangat panjang dapat dijadikan buku sendiri.
Tetapi yang ingin kami jelaskan di sini ialah mengerjakan sembahyang dengan ringan. Jadikanlah kebiasaan yang tetap sehari-hari:
a. Bangun tidur sembahyang subuh
b. Istirahat dari bekerja siang sembahyang zhuhur
c. Istirahat atau bekerja atau olah raga sore sembahyang ashar
d. Menghadapai waktu malam sembahyang maghrib
e. Sembahyang untuk istirahat malam atau akan belajar malam sembahyang isya’

Semua itu supaya dikerjakan rutin, biasa tidak usah direncana-rencana seakan-akan perkerjaan yang besar.

Perhatikanlah bahwa sebenarnya pekerjaan kita setiap hari itu kalau dianggap sebagai pekerjaan besar tentu terasa berat, lebih-lebih kalau disebutkan semua gerak-geriknya, umpamanya:
a. Bangun tidur membuka mata
b. Duduk terus erdiri
c. Melipat selimut
d. Membersihkan bekas tidur
e. Berjalan buang air besar atau kecil, berjalan
f. Bersuci atau istinja’
g. Mencuci muka dan lain-lain.

Kalau itu semua kita kerjakan tidak karena biasa, menjadi seperti pekerjaan besar dan berat. Padahal setiap orang mengerjakannya tanpa dipikirkan terlebih dahulu, tanpa diingat-ingat, dan tidak dirasakan beratnya.
Kalau itu semua dianggapa pekerjaan bukan kebiasaan, tentu saja terasa berat dan mungkin seakan-akan memakan otak dan menguras tenaga.
Padahal semua itu sama sekali tidak memakan otak dan menguras tenaga. Maka dari itu biasakanlah sembahyang lima waktu itu baik-baik dengan tertib. insyaAllah akan dirasakan dengan sangat ringan dan nikmat.

JANGAN SAMPAI TERTINGGAL ATAU MENINGGALKAN

Sesudah menjalankan sembahyang lima waktu dengan tertib, tidak usah mencoba meninggalkan salah satu sembahyang lima waktu itu. Tidak usah mencoba dan jangan sampai meninggalkan satupun.
Yang belum terbiasa, benar masih perlu setiap waktu mengingat waktunya, dan selalu bertanya kepada dirinya sendiri. “Saya tadi sudah sembahyang atau belum?”.  Begitu setiap waktu, dan boleh juga ingat-mengingatkan antara kawan sekamar atau serumah.
Kalau kamu sudah sembahyang kemudian ada kawan yang menanyakan, atau mengajak atau mengatakan bahwa kamu belum sembahyang, tidak usah marah. Itu hanya mengingatkan.
Kalau kamu memang lupa dan kemudian diingatkan maka bersyukurlah, alhamdulillah dan langsung lekas kerjakan. Untung ada yang mengingatkan.

Kalau tidak ada yang tertinggal atau terpaksa tidak bisa mengerjakannya supaya hati-hati benar, jangan sampai terulang, dan jangan sampai merusak kebiasaan yang kamu bina.

ISILAH SEMBAHYANGMU AGAR SEMBAHYANGMU LEBIH BERFUNGSI

Di dalam adab bersuci dan berpakaian, memilih tempat, itu semua menjadi biasa dengan mudah. Sekarang isinya. Di dalam berwudlu umpamanya, isilah niat dengan do’a dan niat hati memohon bersih anggota-anggota badan kita dari segala dosa.

Setelah itu bersembahyang. Isilah sembahyangmu dengan nyawa. Artinya, di dalam sembahyang itu supaya betul-betul berpusat menghadap (tawajjuh) kepada Allah. Jadi, di dalam sembahyang itu kita betul-betul menghadap, melapor, mengadu, meminta, dan berdo’a, minta ampun, minta berkah, minta sehat, minta rizqi, minta bahagia dan seterusnya. Itu semua sudah tercakup dalam bacaannya. 

Kalau sekiranya kamu belum mengerti betul arti bacaan itu, yakinlah bahwa Allah pasti sudah mengerti.
Sedapat mungkin, supaya sepenuh waktu sembahyang itu penuh isi. Paling tidak ketika “Takbiratul Ihram” itu saja supaya merasa bahwa kita dihadapan Allah.
Itulah makna Allahu Akbar. Allah Yang Maha Besar dengan perasaan selain Allah kita tinggalkan, selain Allah ashghor. Kalau mungkin biarlah sebagian saja dulu dan seterusnya dilatih isi itu sedikit demi sedikit sampai penuh.

Kalau sudah seperti, merasa tersebut di atas akan terasa nikmatnya sembahyang. Sesudah sembahyang beban hati menjadi ringan, jiwa menjadi bebas dan terasa benar nikmatnya sholat.
Bagi yang sudah merasakan nikmatnya sembahyang, sembahyang lima kali sehari dirasakan kurang. Maka sembahyanglah lagi dengan sembahyang-sembahyang sunnat.
Mari kita semua berdo’a, semoga kita semua dapat menjalankan semua itu sebaik-baiknya dengan ringan dan penuh isi.

(Dikutip dari pesan dan nasehat Bapak Pimpinan Pondok Modern “Daarussalam” Gontor Ponorogo, alm. KH. Imam Zarkasyi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar