Pages

Subscribe:

Senin, 21 November 2011

4 KRITERIA MEMILIH PASANGAN HIDUP (MENIKAH)

by Ali Oman on Friday, January 22, 2010 at 2:33pm
Catatan ini diperuntukkan bagi teman-teman saya umat muslim khususnya dan bagi teman-teman non-muslim, yang mungkin bisa merefleksikannya sebagai bahan pertimbangan. Tulisan ini saya ambil dari satu hadits Rosululloh Muhammad SAW. yang menyatakan :

“Nikahilah seseorang diantara kalian atas empat perkara: karena “kecantikan”nya, karena “harta”nya, karena “nasab”nya, dan yang paling utama adalah karena “agama”nya”. (Al-Hadits)

Demikian Rasulullah memberikan nasehat kepada sahabat-sahabatnya pada saat itu dengan urutan-urutannya.

Hadits tersebut menjelaskan kepada kita bahwa ada empat kriteria tentang siapa dan orang yang bagaimana yang akan kita jadikan sebagai pendamping hidup kita.
“Kecantikan”. (elok rupa, sifatnya untuk umum baik laki-laki atau perempuan)Yang berarti lebih cenderung kepada paras wajah (menurut saya) yang suatu saat juga akan luntur dan hilang ketika umur keelokan itu sudah mencapai puncak waktunya dan kemudian kembali surut karena sifatnya yang “tidak kekal/abadi”. Dan kecantikan itu sangat relatif sekali, tergantung siapa yang melihatnya.

“Harta”. Kekayaan dan harta benda adalah suatu materi dan setiap materi yang berwujud pada ujung-ujungnya akan sirna juga. Karena, setiap materi yang berwujud “wadak” ataupun kasap mata, pada akhirnya akan hilang jua jika Allah menghendakinya (kodrat).

“Nasab”, atau keturunan. Hal ini masuk dalam kategori yang ke sekian di dalam hadits tersebut. Dan menurut saya, karena ia pada kategori yang ke sekian itu, maka hal ini sebenarnya tidak menjadi persoalan yang rumit. Tinggal bagaimana kita mensikapinya, tapi harus dengan dasar-dasar yang benar tentunya. Dapat kita ambil contoh dari istri-istri Rasulullah sendiri, ke “sembilan istri Rasulullah” yang bukan dari golongan hamba ada dua orang yaitu Siti Aisyah RA dan Ummul Mukminin Siti Khadidjah RA, sedangkan selebihnya adalah janda dan hamba sahaya. Bahkan, dari sekian itu hanya satu orang yang dinikahi dalam keadaan masih perawan yaitu Siti Aisyah RA sendiri.

“Agama”. Rasulullah menempatkan pengucapannya di urutan yang paling terakhir pada hadits tersebut, namun dengan embel-embel kalimat “yang paling utama”. Hal ini menandakan bahwa sebenarnya “agama” itu merupakan “NB (Nota Bene)” bagi kita, dimana sebaik-baik pilihan yang paling utama di antara ke empat perkara di atas adalah “Agama” (tanpa bermaksud mengesampingkan ketiga hal yang lainnya).

Dari hadist di atas dapat dimengerti bahwa di dalam kita memilih pasangan hidup (menikah) dianjurkan agar memilih “agama” sebagai landasan untuk menentukan siapa jodoh yang pantas sebagai pendamping hidup di dunia ini dan di akhirat nanti (Mudah-mudahan, amien). Dan tiga hal yang lainnya merupakan pembanding bahwa mayoritas di antara kita cenderung mendahulukan yang tiga itu dibanding “agama”.

Lantas, bagaimana menyikapi ini semua? Silahkan dicerna pada benaknya masing-masing.
Di sini saya hanya sedikit menguraikan sebuah hadits yang mudah-mudahan dapat dijadikan sebuah pedoman untuk menentukan siapa pilihan kita nanti. Dan jika ada kesalahan di dalam pemahaman saya tentang hadits pada tulisan ini semata-mata karena keterbatasan daya pikir saya, mohon untuk dimaklumi dan ditunjukkan kepada yang sebenarnya. Trimakasih.
“Jika keempat-empatnya didapat, jaminannya adalah kebahagiaan dunia-akhirat”

Catatan:
Pertanyaan yang muncul pada saat saya menulis ini adalah Siapakah “dia”? Dimanakah? Hehe…

2 komentar:

Posting Komentar