Pages

Subscribe:

Selasa, 22 November 2011

TAKWA DALAM SENANG DAN SUSAH -part1-

(Ketabahan Nabi Ayyub dalam menghadapi cobaan)


by Ali Oman on Saturday, May 21, 2011 at 7:12pm
Sebab dia percaya, segala kenikmatan yang telah diregupnya adalah pemberian Tuhan, dan Tuhan berhak mencabutnya sewaktu-waktu.

Ayyub adalah seorang nabi yang kaya raya. Istananya megah, dan anaknya sehat-sehat. Istrinya yang tercantik bernama Rahmah. Istri-istrinya yang lain juga cantik-cantik semuanya. Dalam kekayaannya itu, Ayyub tetap seorang hamba Allah yang saleh dan kuat ibadahnya.
Melimpahnya harta dan rumah-tangga yang harmonis bukan menjadikan Ayyub lalai. Dia bahkan semakin tekun dengan sujud dan baktinya. Demikian pula istrinya yang bernama Rahmah. Para malaikat sampai kagum menyaksikan ketaatan Ayyub.
Namun Iblis sebaliknya. Dia panas dan ingin mencoba. Katanya kepada Tuhan:
"Ayyub berbakti kepada-Mu karena hartanya banyak, anak-anaknya sehat dan lucu-lucu. Kebunnya luas dan subur, istananya megah. Biri-biri serta dombanya berkembang biak terus. Dia menyembah-Mu karena takut jatuh melarat."
Lalu Iblis pun turun menghancurkan segala milik Ayyub. Kebun-kebunnya kering dan terbakar. Binatang ternaknya terserang wabah dan mati semua.
Setelah itu datanglah Iblis kepada Ayyub dengan menyamar sebagai orang tua yang bijaksana. Katanya, "Tuhan yang engkau sembah saban hari ternyata tidak bisa menolongmu sama sekali. Aku kasihan kepadamu. Carilah tuhan lain yang bisa menolongmu."
Mendengar semua itu bukannya Ayyub surut dari langkah salehnya. Bahkan tambah tekun dia bersujud. Sebab dia percaya, segala kenikmatan yang telah diregupnya adalah pemberian Tuhan, dan Tuhan berhak mencabutnya sewaktu-waktu.
Iblis marah dan kecewa. Dia menghadap Tuhan dan berkata:
"Ayyub masih tetap taat kepada-Mu karena dia masih punya anak-anak, Aku akan membinasakan seluruh anak Ayyub. Barulah nanti Kau tahu bahwa iman Ayyub tidak seberapa kuatnya."
Maka anak buah Iblis pun segera menyebarkan penyakit dan bencana. Semua anak Ayyub mati. Istana tempat tinggal mereka kena gempa dan hancur menjadi puing-puing.
Sambil meneteskan air mata, Ayyub memandangi peristiwa itu. Dari mulutnya hanya keluar ucapan tawakkal dan pasrah diri.
Datanglah orang tua yang sebenarnya Iblis.
"Begitukah balasan Tuhan atas ketaatan dan ibadahmu yang khusyuk? Tak ada hentinya engkau memuji-muji keagungan-Nya, tapi apa yang kau dapat? Bencana dan Bala!"
Ayyub hanya menjawab, "Dialah yang memberi, dan Dia pulalah yang mengambil. Dia menghidupkan, dan Dia juga yang mematikan."
Iblis makin berang. Kembali dia menghadap Tuhan.
..... (bersambung)

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar